Judul: Sophie
Penulis: Burden Ekim Ozen
Negara: Turki
Genre: Cerita Bergambar Berseri tuk anak
Cocok tuk Usia: mulai 8 tahun
Harga beli: 15K
Keluarga Sirkus menemukan nya di barisan tumpukan buku di Big Bad Wolf Surabaya Oktober 2019 lalu, pada saat Kaka mulai rungsing karena gak nemuin buku yang cocok buatnya karena mayoritas lebih banyak buku todler akhirnya kami ke barisan komik lokal. Eh Ummi liat ada buku berjudul ‘Sophie’ dengan tagline cover ‘Totochan dari Turki’, lalu liat ada sample buku yang bisa dilihat ternyata dia bukan komik tapi cergam dengan gambar yang cukup menarik dan paragraf yang tidak terlalu banyak kalimatnya.
Ummi tawarkan ke Kaka karena dia awalnya pengennya komik, yuk Kak naik level nyari bacaan yang kata-katanya agak banyak tapi tetap fun karena saya lihat ilustrasi gambarnya mirip kaya seri animasi ‘Charlie and Lola’. Dan terutama Ummi rada jatuh cinta karena tagline nya bawa nama Totochan, buku kisah cara belajar anak unik dari Jepang. Kayanya saya punya, kemana yah bukunya?
Di BBW ada tiga seri dengan judul Ide Gila, Pesta Tante Helen dan Gara-gara TV karena harganya murah cuma 15ribu, ya kita borong ajalah itu semua seri Sophie dan beberapa seri komik lain yang ada disitu juga.
Hanya memang Ummi ga sempat cek ceritanya saat di BBW karena kondisi udah teler liat jajaran buku yang buanyak banged hahaha. Pokoknya liat gambarnya oke, harga bersahabat cus lah ajak pulang ke rumah. Hehehe.
Sesampai di rumah Kaka ternyata cukup fun bacanya dan tiga buku dalam waktu seminggu bisa diselesaikan, biasanya 1 komik ajah bisa makan waktu 3 hari kayanya. Eh ini cerita yang sedikit gambarnya Kaka bisa dengan mudah merampungkan nya.
Penasaran lah Ummi, pertama baca seri yang berjudul ‘Pesta Tante Helen’, wah fun juga ini ceritanya. Sophie dengan daya imajinasi tinggi dan pola pikir yang out off box. Pantas saja diberi tagline Totochan nya Turki, karena memang Sophie ini cukup unik. Karena ceritanya ringan tanpa sadar saya ketagihan dan habis membaca ketiga buku seri Sophie ini.
Saya belum diskusi mendalam sama Kaka sih, tapi sempat menanyakan judul yang mana yang disukainya. Ternyata Kaka suka buku ‘Ide Gila’ sedangkan Ummi suka yang ‘Gara-gara TV’.
Dan membaca ini menyadarkan kembali bahwa saya, diri sendiri pun kadang seringkali idenya melampaui imajinasi manusia pada umumnya, hihi suka rada beda juga…belum lagi pola pikir Abi pun cenderung lurus tapi juga diluar dari kebiasaan orang biasanya. Jadi, ketika punya anak-anak yang rada-rada nyeleneh cara belajar, berpikir, bertingkah dan lain sebagainya harusnya kita gak perlu kaget yah. Tapi yah kadang ternyata masih suka rada kaget juga, yah masih menata kesemuanya. Dan masih terus belajar atas semua peristiwa diantara kami, Keluarga Sirkus.
Oke, Sophie ini sebenarnya jenius dengan caranya sendiri. Coba bayangkan saat ia sedang belajar diperkenalkan nomer telepon penting di sekolah yang dipikirkan seorang anak ternyata nomer telepon penting itu nomer telepon pizza langganan nya lalu ketika diberikan tiga nomer penting yaitu polisi, ambulans dan kebakaran namun tidak dijelaskan secara rinci kapan tepatnya boleh menggunakannya maka Sophie berpikir dengan caranya sendiri, dari cara pandang seorang anak.
Dimana tanda bahaya itu memang cukup samar bagi mereka, sedang kan Sophie melihat asap sudah pasti kebakaran dan melihat orang meneteskan air mata sudah pasti tanda kesedihan, padahal si asap timbul dari hasil bakaran barbekyu dan air mata yang menetes merupakan air mata kebahagiaan menjelang di malam sebelum pernikahan. Maka maksud hati ingin dianggap pahlawan eh ternyata Sophie salah membaca situasi karena ketika tahu ada asap Sophie menelpon pemadam kebakaran dan melihat air mata dimenelpon polisi, jadilah ia selalu dianggap pengacau padahal niatnya baik. Kisah ini ada di buku berjudul Pesta Tante Helen.
Lalu di buku yang berjudul Ide Gila, sekali ketika seorang yang dianggap pengacau butuh pengakuan maka ia ingin sekali menunjukkan bahwa dirinya mampu diberi tanggungjawab dan melakukannya dengan bersungguh-sungguh tapi sekali yah yah dengan cara ajaib menurut cara pandangnya Sophie. Memutuskan untuk menjadi ketua OSIS dengan caranya sendiri dan menjanjikan hal-hal yang selama ini ia sendiri pun itu adalah aturan yang konyol serta membosankan. Salah satu janji nya yaitu dengan memperpanjang waktu istirahat dengan durasi 2 jam istirahat dan 1 jam belajar, atau memberi kompensasi nilai dengan skema bila tiga jawaban sudah benar maka mereka mendapatkan bonus dua poin dari jawaban yang benar jadi mereka tidak perlu ber lama-lama mencari jawaban atas soal yang sulit. Brilian bukan, hahaha.
Lalu buku yang Ummi suka, yaitu Gara-gara TV. Huh, ini merupakan seperti refleksi kejadian nyata saat ini. Ketika kehebohan atas salahnya menelaah sebuah informasi maka respon dan pesan yang dilempar ke masyarakat menjadi berbeda dari inti pesan nya. Ketika Sophie diberi insight oleh gurunya bahwa mereka yang bisa belajar ke sekolah itu merupakan anak-anak yang beruntung dibanding kan dengan anak-anak di belahan negara lain yang tidak bersekolah namun harus bekerja dengan upah yang kecil.
Tapi apa yang terjadi, Sophie malah menangkap pesan.. Enak sekali anak itu tidak sekolah tidak perlu mengerjakan banyak PR dan belajar keras atas banyak hal tapi sudah dapat uang, sedangkan ia dan kawan-kawan nya bersekolah dengan segala beban pelajaran, pr dan ujian namun hanya diberi uang saku yang sedikit bahkan Sophie merasa uang saku nya paling sedikit di antara kawan-kawan nya. Ajib yah.
Lalu Bu guru menginfokan bahwa hari ini akan datang crew TV tuk mewawancarai mereka tapi karena ketegangan maka Bu Guru tidak bisa menemani selama proses liputan dan kemudian entah gimana reporter akhirnya mewawancarai Sophie karena kawan lainnya demam panggung, Sophie ditanya tentang gimana tanggapan nya tentang jam masuk yang lebih pagi yang akan diterapkan nantinya.
Dan Sophie menjawab dengan cukup cerdas sebenarnya namun dikaitkan dengan kisah anak yang tidak bersekolah namun mendapat uang, lalu begitu tayang liputannya di TV kata-kata Sophie diatur sedemikian rupa sehingga seperti Sophie dan kawan-kawan bersekolah dengan paksaan serta dibebani banyak pr. Pendapatnya Sophie dijadikan skandal oleh kru TV tadi, ini bukan yang Sophie inginkan.
Wah ini bencana, Sophie, Mama dan Papa tentu kaget melihat bahkan kawan-kawannya keesekoan hari nya terlihat memusuhi Sophie karena ber kata seperti padahal mereka tau maksudnya tidak seperti itu. Akhirnya orangtua Sophie dan pihak sekolah meluruskan situasi dan pihak TV men dapat teguran keras tidak boleh siaran program tersebut tuk beberapa waktu dan Sophie menyampaikan permintaan maaf nya kepada Bu Guru karena sudah membuat kehebohan. Dan semua kembali normal, syukurlah.
Nah di tiap akhir buku terdapat beberapa kuesioner seputar cerita yang ada di buku, jadi pembaca diajak tuk paham benar maksudnya cerita nya. Yah lumayan ini bisa jadi sebagai agar anak bukan hanya membaca tapi paham literasi.
Kalau kamu tertarik buku nya Ummi sempat search di marketplace ada kok, atau boleh nunggu BBW berikutnya jastip nanti sama Ummi yah. Hehehe.