Film: Serial Netflix Kanada
Genre: Drama keluarga, persahabatan, petualangan, inspiratif
Usia: 13+
Serial Netflix dengan latar belakang Kanada jaman dulu yang Ummi suka…suka….suka. Anne with an ‘E’ ternyata diangkat dari buku ‘Anne The Green Gables’. Nonton ini tuh mirip-mirip kaya film lawas soal keluarga juga yaitu Little House on The Prairie dan perpaduan karakternya dari ‘Pipin Long Stoking’. Pertama kali nonton juga udah jatuh hati dengan intro serialnya yang artistik dengan lagu yang senafas dengan penggambaran Anne.
Kisah seorang anak perempuan berusia 13 tahunan yatim piatu berambut merah yang selalu merasa tidak pernah diterima di lingkungannya, padahal anaknya bawel luar biasa tipe spontan dan penyuka petualangan serta karena bacaannya sastra maka cara bicaranya kata-kata yang terucap berkesan terlalu puitis tapi dramatis, mungkin ini yang membuatnya beda dan sulit diterima oleh orang lain. Padahal ia selalu punya ide-ide yang out of the box namun seringnya juga salah dalam penyampaian, maka idenya seringkali sedikit membuat kekacauan walau pada akhirnya dapat dimengerti dan diterima oleh orang dewasa dan sekitarnya bahkan jadi rujukan dalam sesuatu.
Garis hidupnya berubah ketika kaka-beradik keluarga Cuthbert yaitu Marila dan Mathew memutuskan untuk mengadopsi seorang anak tuk membantu mengurus peternakannya, namun Anne menghadapi kenyataan pahit lagi-lagi ia dikirim dari Panti Asuhannya tuk keluarga Cuthert tapi mereka sebenarnya meminta tuk mengadopsi anak laki-laki bukan anak perempuan. Maka diawal kedatangannya di The Gable menjadi sebuah drama tersendiri, Anne yang sudah antusias luar biasa karena ia akan diadopsi Ketika sampai ia dibenturkan lagi dengan bahwa ia tidak diterima oleh lingkungan manapun. Namun pada akhirnya karena Mathew sudah jatuh hati dengan Anne karena cara ngomongnya yang kelewat cerewet akhirnya The Cuthbert menerimanya.
Diterima Anne oleh keluarga Cuthbert merupakan awal petualangan ajaib mereka, karena Anne membuat mereka menjadi lebih hidup belum lagi Anne terus-terusan mendapat penolakan di lingkungannya karena pribadi nya yang unik. Namun tetap ada beberapa yang paham bahwa Anne ini cerdas, visioner dan seorang pejuang layaknya stigma mereka yang berambut merah serta juga seorang sahabat sejati. Keluarga Cuthbert yang diawal juga kewalahan dengan cara pandang Anne dalam melihat dunia yang memang terkadang agak sedikit lebay tapi akhirnya mereka belajar bahwa Anne hanya perlu arahan tuk ide-ide anehnya karena pada dasarnya ia hanya ingin membantu.
Seri Anne With an E di Season 1 lebih soal ke pengenalan karakter Anne dan orang-orang terdekatnya namun sudah mulai ada saling suka antara dua tokoh tapi terganjal karena salah satu teman Anne menyukainya juga dan si prianya super cool abis, jadi rada gemesin liat cinta monyet mereka ini.
Nah ini salah satu kenapa saya kategorikan tuk anak 13 keatas, karena ada sedikit romansa dan juga memang alur ceritanya lebih kena tuk anak diatas usia tersebut baik problematikanya maupun petualangannya. Di season pertama juga sebagai pembuktian bahwa Anne memang punya keahlian diatas rata-rata anak seusia nya, hal ini didapatkannya dari pengalaman hidupnya baik saat di panti asuhan yang seringkali ia kena bully dan juga saat ia sempat diasuh oleh sebuah keluarga yang memiliki anak banyak namun bukan tuk diadopsi secara layak namun lebih tuk membantu pekerjaan rumah mereka. Bahkan Anne sempat berjasa saat ada kebakaran di salah satu rumah temannya, spontanitas memang tidak bisa dibendung begitu tau ada yang harus diselamatkan yah Anne lansung cus meluncur tanpa memperdulikan dirinya.
Anne pun mulai diterima di sekolahnya, ia pun mempunyai sahabat sejati yaitu Diana walau tetap diawal keluarganya menolak Anne tuk dekat dengan Diana karena perbedaan status social mereka. Namun, akhirnya keluarga Diana mulai luluh ketika suatu waktu Anne menjadi pahlawan di keluarga mereka.
Dan ada selipan cerita kaum lagibete, yah tiap film luar ini udah kaya muatan lokal yang harus masuk biar ga dibilang diskriminasi, insight nya karena memang Anne tipe seperti orang yang out of the box, penyuka kebebasan dan dianggap visioner maka tokoh lagibete ini dikenalkan sebagai tokoh yang seringnya tertindas maka diselamatkanlah ia oleh kaumnya.
Tuk seri Anne With an E season 2, mulai saling suka itu agak diangkat namun sayangnya mereka harus terpisah karena Gilbert setelah kehilangan satu-satunya orangtuanya yaitu ayahnya maka ia memutuskan tuk berpetualangan bekerja di sebuah kapal dan bertemu teman baru. Namun petualangan Gilbert tidak lama ia pun Kembali ke Green Gable. Season 2 sedikit sendu namun juga lebih seru dengan konflik yang lebih luas, sekolah mereka mendapatkan guru baru seorang perempuan yang juga mempunyai cara berpikir modern, dimana ia senang memakai celana, datang mengendarai sepeda motor dan mempunyai ide yang juga out of the box. Seperti melihat Anne versi dewasa. Ide-ide Anne pun mulai jadi pergerakan tersendiri di kota mereka, dan anak-anak itu pun mulai memikirkan masa depannya kemanakah minat mereka dan lewat guru baru tersebut mereka jadi lebih memilih tuk meneruskan pendidikan ketimbang harus dirumahkan atau bahkan disiapkan tuk membantu di kebun ataupun peternakan keluarga. Sang guru membawa perubahan tentang memandang ilmu dengan caranya sendiri maka tak heran sempat ada penolakan atas cara didik si guru ini.
Nah di season 3, agak mulai ada insight politik mengangkat tentang kehidupan para suku Indian pada saat itu. Dimana suku Indian dianggap sebagai kaum bar-bar dan harus dididik sesuai dengan peradaban kaum kulit putih padahal Anne yang kebetulan secara ga sengaja mulai berteman dengan salah satu anak suku Indian, malah melihat sebaliknya mereka kaum Indian hidup harmonis dan sangat menyatu dengan alam. Namun sesi cerita Indian ini berkesan gak tuntas, dianggap beres padahal belum. Maaf ga bisa cerita banyak takut spoiler hihihih. Dan di season ini mulai juga diceritakan pergulatan feminitas, dimana kaum perempuan geraknya masih dibatasi dan keilmuannya yang dimiliki hanya tuk sebatas menguasai bidang rumah tangga saja. Diceritakan juga soal tak berdaya nya dokter pada saat itu dikarenakan masih minimnya obat-obatan tapi yah seperti menyerah dari keadaan padahal menurut Gilbert yang mulai menyukai ilmu medis banyak yang bisa digali lebih luas lagi terutama dari cara pengobatan alaminya kaum Indian. Oh ya, sesi romansa kali ini dibuat agak gemesin walau memang pada akhirnya happy ending juga sih. Anne pun mulai punya misi pencarian jati diri, mencari tahu siapa sebenarnya orangtua nya dan kenapa ia bisa jadi berada di panti asuhan yang membuat masa lalunya terasa kelam.
Pertemenan Anne dengan Diana pun diuji karena romansa, namun sebelumnya pun mereka sempat bertengkar tentang hal-hal yang lebih sepele. Tapi, sebuah pertemanan yang solid akan selalu diuji dengan pertengkaran-pertengkaran dengan begitu kita jadi lebih paham bagaimana menurunkan ego serta menaikan pengertian kepada sahabat karena mereka juga punya cara pandang tersendiri.
Film seri ini sungguh insipiratif dan bisa membuat kita tersentil semangat baru, buat Ummi sih gitu. Melihat Anne yang semangat, ceria dan penuh ide dan tak takut tuk mengungkapkannya seperti suntikan juga bahwa kita harus selalu mempunyai harapan positif dalam kehidupan. Tuk saat-saat riweh karena si covid ini, film ini cukup bisa membuat tambahan imun tersendiri…hihihi udah edisi sotoy ini mah.