Keni ini anak kembar, kembarannya namanya Radit. Keni anak perempuan yang jago nulis serta gambar, buku ‘Keluarga Minim Sampah’ ini merupakan buku ke lima nya…luar biasa yah dan kembarannya Radit anak laki yang jago ngomong jadi speaker karya kembarannya tadi.
Saya ga nyimak dongeng dan presentasinya karena ngasuh baby Ibrahim di bawah sambil sarapan, hehehe. Tapi cerita dari Azmi Rizky mereka sudah mulai nangkap pesan bahwa udah bukan jamannya lagi pesan targetnya buang sampah pada tempatnya tapi lebih baik lagi kalau kita bisa mengurangi sampah alias diet sampah.
Emak seneng dah langsung nyamber ajah, “Iya biar ga banyak sampah cara gampangya berarti jangan banyak jajan…coba beli wafer, yupi, choki-chiki kalau masing-masing satu sedangkan dirumah ada 3 anak yang jajan berarti sampah 1 jajanan dikali tiga…bisa cepet penuh deh tuh tempat sampahnya’ hehehehe.
Sekali tepok dua goal terpenuhi diet sampah dan diet jajan hahaha emak pelit, biarin.
Dan ikut kegiatan launching ini karena memang temanya zero waste jadi peserta disuruh bawa tas yang masing-masing membawa misting (wadah bekal), tempat minum dengan bukaan besar, sendok-garpu dan sapu tangan. Jadi setelah dongeng dan launching acaranya yah jajan di Taman Jajan Al Fatih yang memang baru buka cabang di Jalan Melati sebelumnya sudah ada di daerah Sawojajar. Taman Jajan Al Fatih nya pun sepertinya juga mengusung tema zero waste beberapa poster tentang zero waste dipampang disana dan tersedia juga selain tempat cuci tangan tapi sekaligus sink untuk mencuci wadah yang dibawa.
Launching Buku ‘Keluarga Minim Sampah’
Oke balik ke acara launching buku nya gadis cilik bernama Keni, kali ini bukunya merupakan komik berisi 17 cerita yang bertema zero waste.
Kenapa Keni mengusung tema ini? Yah selain memang peristiwa dunia yang berkaitan dengan sampah ini sedang booming apalagi beruntun dalam kurun waktu 1-2 bulanan ini sudah 3 paus mati jadi korban limbah plastik yang terbawa hingga lautan dan paus-paus tersebut mati di beberapa negara nah paus pertama yang mati di perairan Papua, Indonesia. Jadi tema zero waste ini memang sedang marak dibicarakan oleh banyak pihak.
Nah terlihat di komik nya Keni sangat mumpuni membahas tema zero waste ini bahkan hingga ada cerita tentang membuat kompos hingga membuat ecobrick dari sampah di rumah, memang info ini saya pun sering nyimak via medsos tapi seorang anak bisa menuangkan dalam komiknya dengan gaya pola pikir khas seorang anak merupakan hal yang luar biasa…insightnya dapat dari mana kah?
Dan ternyata oh ternyata ibunya merupakan seorang yang bernama Dian K Wardhani yang sudah sering saya kepo in FB nya beberapa waktu karena beliau ini seorang pegiat sampah atau zero waste. Pantaslah Keni cukup paham dan mengalir dalam menyampaikan ceritanya tersebut.
Gambar dan cerita nya walau bertema cukup berat yaitu zero waste tapi Keni sukses menuangkannya dalam cerita keseharian dan baik Azmi juga Rizky pun jadi antusias dan tidak merasa digurui dalam tiap cerita komik tersebut. Azmi maupun setelah acara juga setelah habis membaca bukunya langsung berceloteh tentang kura-kura yang hidungnya tersumbat sedotan, lalu ngajarin cara membungkus bekal pakai kain, kalau belanja jangan lupa bawa tas sendiri dan lain sebagainya.
Gambarnya simpel bahkan seperti oret-oret sederhana bukan seperti komik anime yang muka orangnya dan backgroundnya digambar detail, tapi saya lebih suka yang seperti ini karena gambarnya sangat otentik berciri khas.
Maaf nih bila dibandingkan dengan gambar Azmi sepertinya lebih detail Azmi, tapi saya ini jadi insight ke Azmi yang sempat minder karena teman-temannya jago ke gambar anime sedangkan kalau Azmi kurang lebih sama seperti gambar Keni hanya memang visualisasinya detail pada gambar Azmi luar biasa. Yah mungkin tiap anak punya ciri khas dari gambarnya sesuai dengan kepribadiannya juga yah. Saya bilang ke Azmi karya seni itu gak ada yang jelek yang penting jangan pernah berhenti berkarya dan cari tau gaya mana yang paling disukanya.
Sepertinya Keni ini dapat pengarahan yang cukup baik dari orangtuanya dalam menghasilkan karya dan pemilihan tema-tema dalam tiap bukunya diangkat dari kesehariannya. Empat buku sebelumnya yakni Celoteh Keni, Aktivitas Seru Ramadhanku, Aktivitas Seru Liburanku, dan My Nature Journal.
Dan fakta Ibu nya seorang pegiat sampah maka insight mengenai zero waste pasti cukup ngelotok pada Keni. Lucunya saya baru tau ternyata Keni dan kembarannya Radit ini merupakan teman satu latihan Taekwondo nya Rizky, saya gak pernah nganter Rizky latihan jadi saya kurang kenal orangtua dari team latihannya.
Dapat info acara ini saya lebih dulu tau juga via FB cuma lupa mau ngabarin ke Abi dan krucil belum lagi kuota hanya 25 anak jadi agak ragu juga mau daftar sampai tau-tau ada yang posting di group WA Taekwondo soal acara tersebut, disitu diinfoin bahwa ini launching buku nya Keni salah satu murid latihan cuma saya belum mudeng kalau ternyata yah Ibu nya yah beliau itu walau sempet curiga waktu Bu Dian posting uang-uangan yang dibuat Keni sebagai pengganti uang tuk jajan di acara Zero Waste tersebut. Tapi ter’oooh’ mereka itu sekeluarga yah pas di acara, hanya saya itu seperti kura-kura yang masih ngumpet dalam tempurungnya…kemarin gak berani menyapa sekedar say ‘Bu, anaknya hebat yah’. Hihihi saya tuh klo dah introvertnya kumat memang malu-malu in lah.
Taman Jajan Fatahilah jalan Melati, Malang
Lokasi Taman Jajan Fatahilah di jalan Melati, Malang berada ditengah sepanjang jalan tersebut. Bila arahnya dari perempatan lampu merah Kalpataru maka posisi di sebelah kiri jalan namun bila arahnya dari pasar Tawang Mangu maka ada di sebelah kanan. Karena ada playground besar dengan warna yang mentereng khas anak-anak di tengah maka sangat mudah menemukannya.
Seperti yang sudah saya ceritain sedikit tentang konsep taman jajan diatas yaitu pujasera yang mengajarkan zero waste. Di tiap mejanya terdapat mini standing banner yang memperbolehkan bagi yang jajan disini bisa request makanan yang dipesan tuk dimasukkan ke misting atau wadah bekal begitupun dengan botol minumnya baik makan ditempat maupun tuk dibawa. Lalu tempat ini juga menyediakan sink pencucian misting berbentuk drum bekas.
Dengan konsep pujasera open door di Taman Jajan Fatahilah ini fasilitas cukup lengkap seperti toilet, musholla, ruang menyusui dan juga playground besar yang memang menjadi daya tarik tersendiri. Untuk playground dikenakan biaya masuk per anak 15K weekday dan 20K weekend. Karena hari ini agak ramai maka ada petugas yang menemani di dalam playground. Hanya sayangnya Malang itu kalau lagi cerah cuacanya cukup terik dan terkadang bila agak sore hujan pun seringkali turun, jadi waktu yang pas agar anak bisa enjoy main mungkin pagi jam 9-10 dan sore jam 3-4 (bila tidak hujan yah bisa dilanjut sampai malam).
Oh ya pemilik dari Taman Jajan Fatahilah cukup tegas bahwa area pujasera merupakan ‘kawasan bebas rokok’, ihiy mamak girang deh bacanya.
Tuk makanan yang ada disini InsyaAllah bisa dipastikan Halal dan cukup variatif. Dari mulai bakso, mie ayam, burger+kentang goreng, nasi goreng, camilan dari cimol, cilok, batagor, pempek dan juga aneka minuman dari es teh manis, kopi, hingga es duren. Rate harga kira-kira dari 5K hingga 35K.