Setelah setahun bermukim di Jawa bagian Timur Keluarga Sirkus belum pernah sowan ke ibukota Jawa Timur nih. Ummi beberapa kali memang pernah menanyakan ke Abi Keluarga Sirkus kapan yah plesiran ke Surabaya sempat Ummi promoin klo kesananya pas tabebuya nya mekar ajah biar dapat momen cantiknya disana. Tapi yah belum terlaksana hingga setahun kemudian, dan ini pun Abi yang ngajakin karena lihat ada event BBW.Sebenernya Abi ngasih pilihan ke krucil karena memang ada beberapa acara bagus di bulan Oktober ini begitupun krucil acara bulan ini juga cukup padat dari home visit nya sekolah sarah, ujian kenaikan tingkat (UKT) nya Abang dan lalu ada outbound juga dari sekolah sarah.
Pilihan plesiran itu sebenarnya ada tiga, BBW, Muslim United di Yogya dan Hijrahfest yang juga di Yogya.Tapi akhirnya pilihan jatuh ke BBW, tadinya pun kita atur biar bisa sekalian halan-halan jadi sempat ada rencana tuk nginap mengingat acara BBW itu 24 jam bukanya, namun karena Abang ada latihan hari Kamis malamnya jadilah diputuskan PP saja.
Ummi sebenarnya rada gemes kalau ngasih planning itu mepet-mepet apalagi diawal ada rencana nginap nya, berarti kan butuh bekal baju padahal kalau ngelirik tumpukan setrikaan rasanya males ajah buat ngerjainnya karena memang biasanya yang disetrika itu baju-baju pergi ajah, baju rumah mah cukup dilipet ajah.. Hehehe siapa nih yang samaan? Untungnya nginap nya batal.
Pesan Kereta Lokal
Untuk kereta dari Malang ke Surabaya ada beberapa pilihan dan dinamakan jenis kereta lokal, nah waktu ke Blitar kita masih bisa go show alias datang ke stasiun baru order tapi ternyata sejak 1 September 2019 order nya harus via apps KAU dan batas pemesanan per orang yaitu 4 tiket, lha Keluarga Sirkus kan berenam. Ya akhirnya Ummi yang biasanya tau beres kali ini kebagian jajal order kereta hehehe.Dan ternyata selain download apps KAI kata Abi juga harus download aplikasi Link Aja tuk pembayaran tiket, gini toh sekarang ini semua jadi uang digital.
KAI aplikasi
Setelah download lalu daftar akun tuk keduanya barulah saya cocokan jadwal sama Abi nya tuk keberangkatan begitupun juga kepulangannya. Karena Abi sudah lebih dulu order tuk empat orang via apps tersebut lengkap dengan review kisruh appsnya gak friendly user lah, yah saya pun juga merasakan penggunaan nya cukup riweh karena sempat sekali dikatakan gagal order saat sudah melakukan pembayaran.
Namun tuk order kepulangan mungkin antara apps KAI dan Link Aja sudah saling terhubung maka tidak diminta nomer pin lagi bahkan dapat cashback 20%, ya lumayanlah hehehe. Keluarga Sirkus dapat kereta Penataran dengan keberangkatan 7.18 dari stasiun Blimbing tujuan Gubeng sayangnya kami beda tempat duduk tapi untungnya masih satu gerbong, karena stasiun Blimbing lebih dekat dari rumah dari pada stasiun kota Malang dan turun di Gubeng karena mau halan-halan dulu walau pada saat itu masih belum ketok palu mau kemana nya. Sampai di Gubeng jam 10, sebenarnya kalau naik travel lebih cepat lewat tol hanya 1 jam tapi krucil suka rada mabuk darat jadilah kereta pilihan ternyaman.
Sedangkan tuk kepulangan Keluarga Sirkus order dari stasiun Wonokromo jam terakhir hari itu, karena lebih dekat dengan tempat BBW berlangsung. Karena keretanya kelas ekonomi maka kursinya yang hadap-hadapan ada yang berenam ada juga yang berempat, jadi 3-3 dan 2-2. Untungnya kursinya cukup nyaman tidak seperti waktu keluarga Sirkus ke Yogyakarta dari Bandung pakai kelas ekonomi tapi kursinya rendah jadi duduknya ga proporsional jadilah perjalan 12 jam membuat pinggang cekat-cekot.
Ken Park, Kenjeran
Sampai di Gubeng jam 10 tepat, Ummi sebenarnya sudah buat itinerary simpel tuk pilihan tempat makan sekitar Gubeng, tapi Abi punya rencana lain jadilah googling dadakan dan diarahkan ke warung-warung pinggir jalan dekat dengan Grand City. Tujuannya mau makan ayam penyet, eh tapi warungnya tutup dan pilihan lainnya warung kopi biasa.Karena cuaca cetar banged yah matahari bagian Surabaya ini dan kayanya krucil juga udah malas menggerakkan badannya karena memang baru sarapan roti bakar dan beberapa cemilan, ya sudah pilihan jatuh ke warung mie instan terdekat huhehehhe bahagialah tentunya mereka ini. Ibrahim Alhamdulillah ketemu menu rada aman yaitu rawon dan lahap makannya walau akhirnya ga bisa ngunyahnya dagingnya walau udah disuwir-suwir, yo wis gpp yang penting nasinya masuk.
Pagoda Tian Ti, Ken Park – Kenjeran, Surabaya
Setelah beres makan akhirnya tujuan ditentukan ke Kenjeran mau liat Pagoda dan Patung Naga, tapi Ummi kemarin ngulik nya kurang tuntas. Ga paham ternyata si Pagoda nya satu area didalam Ken Park kaya Ancol nya Jakarta yang kalau mau masuk bayar dulu, hehehe.Tiket per orangnya 5.000 dan mobil 20.000, tadinya pas sampai depan gerbang Ken Park kita mau on foot ajah alias jalan kaki.. Eh satpam depannya ngasih saran baiknya masuk pakai mobil ajah, melihat kita bawa rombongan bocah-bocah.. Hehehe, karena jaraknya hampir satu kilo. Ya, melihat sikon udara yang puanasse pooolll. . Ya udah demi kenyamanan kita masuk dengan mobil taxol yang mengantar dari Gubeng.
Melihat dari pintu masuk gerbang Ken Park tadi sampai ke Pagoda terlihat cukup kumuh, pohon-pohon daunnya mayoritas berwarna coklat, tanaman hias nya terlihat hanya ranting-rantingnya saja..gersang. Ya, memang sih Jawa Timur bagian Surabaya ini belum kebagian hujan, tuk Malang beberapa kabupaten sudah kebagian hujan tapi tuk daerah rumah hanya kebagian gerimis hitungan menit saja. Tapi, yah masa tempat wisata jadi ga terawat gini padahal masuknya saja sudah berbayar kalah sama taman-taman yang dikelola pemda.
Beberapa sudut Pagoda Tian Ti, Ken Park – Kenjeran, Surabaya
Namun diluar dugaan krucil cukup kagum dengan bangunan yang dilihat nya yaitu sebuah Pagoda Tian Ti namanya hasil googling ternyata Pagoda ini merupakan replika dari Pagoda yang ada di Cina dan bangunan ini dibuat pada tahun 2010 sebagai daya tarik dari Ken Park.Tadinya saya pikir Pagoda tersebut merupakan tempat ibadah karena ternyata ada dua tempat ibadah di dalam Ken Park ini.
Sebelum kami mendekati bangunan Pagoda ada mas-mas dengan odong-odongnya menghampiri kami menawarkan tour keliling Ken Park per orang ditarik 10ribu, yo wis akhirnya kami sepakat memakai jasanya. Lumayan berbagi rejeki juga karena tempat cukup sepi, yah mungkin karena kami kesananya hari kerja dan disaat siswa sekolah sedang masa ujian semester.
Bangunan Pagoda cukup besar dengan desain dan warna merah khas tirai bambu. Ingatan yang langsung terbesit ketika melihat Pagoda seperti berada di Shaolin Temple, hehehe.
Pintu hitam yang besar dengan ornamen bulat-bulat emas, kemudian ukiran sekelilingnya dengan dasar merah menyala. Sempat mengintip bagian dalam bangunan terdapat meja dan kursi yang ditaruh di pinggir an dalam…penuh debu, dan sayangnya sekeliling Pagoda gak aman dari tangan-tangan jahil aksi oret-moret manusia yang kurang berpendidikan ditambah entah mengapa ada jejeran tahi kuda kering, siapa yang menaruh disitu dan mengapa yah?
Sayang sekali melihat bangunan bagus ini disia-siakan, padahal dengan ruangan yang cukup luas bisa dimanfaatkan tuk ruang pertemuan kah, tempat pernikahan kah dan lain-lain. Ish jadi ke mana-mana yah bahasnya.Setelah foto-foto dan cukup puas di Pagoda, si mas odong-odong membawa Keluarga Sirkus ke arah dekat pesisir laut namun sayangnya tidak ada pasir pantai yang bisa kami singgahi tuk sekedar berlarian. Kami diajak ke sebuah tempat yang terlihat jauh lebih terawat di mana ada patung dengan empat wajah yang dikelilingi atau dijaga oleh patung gajah putih.
Seperti nya ini tempat ibadah, karena didepan seperti ada kios penjual lilin dan di altar depan patung berwajah empat yang ternyata terdapat beberapa nama yaitu Budha berwajah empat (four face Budha), dewa Brahma, dan Catur Muka. Ukurannya besar berwarna emas dan mencirikan patung ala Thailand yang bermuka tirus dan bertopi runcing. Itulah juga mengapa ada empat gajah putih disekitar patung Budha bermuka empat tersebut, karena gajah merupakan ikon dari negara tersebut.
Sayangnya baik patung Budha bermuka empat maupun Pagoda tidak dilengkapi yah paling tidak info keterangan sedikit tentang kedua nya.Dan ternyata patung dewa Budha berwajah empat tersebut katanya biaya pembuatannya kurang lebih 4 Milyar dan meraih rekor MURI.
Nah di seberang patung Budha tersebut terdapat sebuah Sanggar yang tepat di bibir pesisir pantai dibelakang bangunan sanggar terdapat dua patung naga berukuran sangat besar dengan diatasnya terdapat beberapa patung serta patung Dewi Kwan In berada ditengah.
Nah untuk sanggar ini jauh lebih hidup karena didalam terdapat beberapa altar dewa-dewa untuk sembahyang nya umat Budha atau mungkin Kong Hu Cu yah? Untuk ke patung naga kami diarahkan oleh papan petunjuk tuk lewat pintu samping, agar tidak menggangu mereka yang beribadah disitu.
Krucil mendapat pengalaman baru hari itu, sebelumnya sempat ragu tuk masuk mengikuti arahan papan petunjuk karena agak gelap dan bau dupa. Tapi Ummi sempatkan memberi insight bahwa tidak apa masuk tapi dengan catatan gak boleh ngomong sembarangan, ga boleh berisik dan sopan sama orang-orang yang ada disana karena kita berada di tempat ibadah mereka jadi harus menghormati tata cara mereka. Serta klo ada yang mau ditanyain simpan dulu nanti saja, takut rada ajaib nanti pertanyaannya.
Sanggar ibadah ini letaknya tepat dipinggir pesisir pantai, namun siang itu air masih surut jadi terlihatlah dataran dangkalnya dan sepertinya jarak menuju laut cukup jauh dan dibagian samping terlihat paparan hijau lahan gambut. Dan di pasir tersebut banyak sekali kepiting kecil dan ada beberapa ikan glodok, ikan yang mempunyai kaki dan bisa hidup di air dangkal.
Big Bad Wolf
Setelah puas dan patung naga merupakan destinasi terakhir di Ken Park maka odong-odong carteran hari ini siap mengantar Keluarga sirkus ke gerbang depan. Sambil menunggu taxol datang, krucil melihat penjual gelembung sabun dan merengek meminta nya, ya sudah biar mereka having fun dan kembali berbagi rejeki sama penjualnya maka di belilah dua botol. Dan bermainlah mereka di pintu masuk, sang bayi jadi yang paling heboh.
Sembari krucil main gelembung sabun Abi Keluarga Sirkus berkutat dengan order taxol nya, eh ternyata si taxol malah ada di dalam Ken Park. Menuju lah kami ke lokasi BBW melihat perubahan kota Surabaya pinggiran ke arah tengah kota, sepertinya sama dengan kota lainnya tuk pinggiran kota Surabaya minim penghijauan terlihat gersang dan sedikit kumuh.
Cuma ya terlihat pohon tabebuya memang tersebar hingga pinggiran kota hanya saja sayangnya belum bermekaran sedangkan tabebuya di Malang sedang cantik-cantiknya. Jadi, goal mau lihat cantiknya bunga tabebuya Surabaya yang lebih warna-warni layaknya sakura di musim panas Jepang gak kesampean sedangkan di Malang hanya satu warna yaitu kuning.
Memasuki kota terlihat Surabaya memang cukup apik apalagi ketika melintas jalan….. yang cukup rindang. Dan melihat keelokan Bu Risma menata sungai-sungai yang mengelilingi Surabaya walau ada beberapa titik yang masih ada sedikit sampah tapi diakali sedemikian rupa jadi kurang terlihat karena ditutup dengan pagar tinggi yang diberi tanaman. Tapi tuk pintu air yang besar seperti Ciliwung terlihat bersih.
Jarak tempuh dari Ken Park Kenjeran ke lokasi BBW sekitar 15an kilo karena diadakan di gedung dekat dengan stasiun Wonokromo dan Sarah serta saya sempat melihat dari kereta.
Di pintu masuk ada pengecekan tas, saya sempat memberi komando ‘Ayo yang bawa tas dibuka tasnya, mau diperiksa’ tapi karena tadi setelah turun dari toxol agak riweh karena baby belum puas nyusu.. Iyah saya belum nyapih si baby nih hihihi. Akhirnya petugasnya karena seorang ibu yang agak paruh baya melihat saya dan pasukan Keluarga Sirkus yang rada heboh akhirnya diperbolehkan masuk tanpa pemeriksaan dan menitipkan tas.
Masuk ke dalam terlihat meja-meja berjejer dengan tumpukan buku-buku yang cukup tinggi, dan bagian samping depan terdapat troley. Akhirnya tas kami taruh semua di troley dan baby pun didudukan di kursi troley.
Kaka sedari awal sudah diberi misi tuk mencari komik ataupun buku yang berkaitan dengan tutorial buat komik. Namun sejauh mata memandang yang terlihat tumpukan buku-buku todler dengan aneka rupa, dari buku cerita dengan cover yang menggugah minat, soft book, sound book, activity book dan lain sebagainya tapi ya tuk todler.
Sarah yang lagi seneng paw patrol, liat ada buku paw patrol dengan sigap bilang ‘Ummi ini bukunya bagus niih’, hhmm sebelumnya saya sudah tek tok an sama Abi nya Keluarga Sirkus karena buku-buku di BBW ini karena lebih banyak buku import nya walau harganya sudah jauh dipotong dari harga normal tapi tetep ajah rada ngenyangin harganya whehehe.
Akhirnya janjian tiap anak boleh 2 buku dulu dan itupun nanti di sortir sama kami apakah lolos tuk di beli atau tidak dengan pertimbangan bukunya unik, berbobot, easy read, fun, fisiknya baguslah dan harganya ramah dikantong. Penting itu yang terakhir karena kita abis bayar kontrakan, eh curhat.
Karena tempatnya sangat luas dan tumpukan buku lebih tinggi dari krucil maka Keluarga Sirkus kami bagi jadi dia team cewek dan team cowok, hehehehe.
Saya pun bilang ke team cewek kita muter-muter dulu sambil liat ada buku apa ajah, baru nanti baru kita milih mana yang bisa kita ajak pulang. Baru sepuluh meja disambangi saya udah mulai bingung terlebih masih ajah berkutat di area todler dan saya pun juga melihat sudut kekecewaan pada Kaka karena sulit mencari buku yang sesuai umurnya walau juga masih antusias memencet buku-buku yang berbunyi tuk mengalihkan bosannya.
Akhirnya saya putuskan tuk ambil troley lagi dan bilang ke dua gadis kecil ini tuk ambil apa yang disuka dulu nanti Ummi sama Abi sortir lagi walau tetap juga gak boleh asal ambil. Walau begitu Kaka masih agak kesulitan akhirnya saya coba muter sendiri ternyata masih ada buku lokal yang juga komik, ya sudahlah saya tanyakan saja tuk memilih beberapa.
Akhirnya setelah beberapa jam terlihat troley sudah cukup penuh dan beberapa kali ditegur petugas tuk tidak lama-lama meninggalkan troley mojok sendirian kalau tidak buku didalamnya akan dikembalikan lagi. Padahal tuk wara-wiri dengan troley sudah agak cukup sesak, akhirnya kami saling bergantian menjaga. Kami sortir lah buku-buku nya, dan masih dengan hasil Kaka masih mau komik Ninja Turtle tapi sudah tinggal sample, Abang juga masih keukeuh mau buku Godzilla, Sarah banyak bukunya yang gak di acc dan baby yang juga belum dicariin bukunya sama Abi. Hehehe.
Baiklah saya muter lagi tuk mencari buku-buku yang tinggal ada sample nya, sesekali menanyakan juga ke petugas, saran saya lebih baik menanyakannya pada petugas pria karena terkadang sigap mencarikan kalau petugas perempuan nya hanya menunjukan kiranya di section anu-itu, akhirnya ada dua buku sample yang kami beli karena memang sudah ludes stoknya.
Mengingat si baby tadi makannya sekenanya saja, maka setelah ia bangun dari tidurnya maka saya ajak ke lantai atas yang terlihat ada beberapa stand makanan bahkan juga ada playground kecil. Abi dan krucil bagian pembayaran karena pas diajak keatas malah gak mau, sepertinya sekalian mengamankan buku yang dipilihnya.
Sesampai diatas, eh Ummi malah kebelet setelah muter lihat stand makanan lalu ke toilet rasanya menu nya kurang mengunggah dan rada mahal takut rasanya so-so nti malah ga mau makan, dan melihat Abi serta krucil telah beres di kasir akhirnya diputuskan tuk makan diluar area sajalah.
Pulang via Stasiun Wonokromo
Setelah Abi beres dengan pembayaran ternyata dapat voucher senilai 50ribu, Abi bilang ‘Aah nanti ajah dipakainya, balik makan’. Saya bilang ‘Ih udah sekarang ajah, nanti mah gak sempat’. Krucil keliatan mulai capek walau tidak mengeluh, mereka asik dengan buku yang dibeli. Anak bayi pun saya sumpelin susu kotak rasa coklat dan beberapa cemilan lainnya yang juga rasa coklat. Agak saya batasi karena anak bayi ini terlalu banyak coklat bisa muntah.
Abi pun kembali masuk ke dalam,Ummi dan krucil ngedeprok ajah didekat pintu keluar. Dan akhirnya dirusuhin sama mas-mas cleaning servis,
Pingback: Breaking News: Big Bad Wolf Tersedia di Tokopedia lho... - Keluarga Sirkus